Susuperas – Aku semakin energik mengoral penis sambil merasakan sodokan-sodokan, penis tersebut kuhisap kuat, sesekali lidahku menjilati ‘helm’nya. Jurusku ini menciptakan Ovo blingsatan tak karuan hingga dia menekan-nekan kepalaku ke selangkangannya. Kocokanku terhadap Master pun semakin dahsyat sampai desahan ketiga lelaki ini mengisi ruangan lift. Teknik oralku dengan cepat mengirim ke puncak, penisnya laksana membengkak dan berdenyut-denyut, dia merintih dan meremas rambutku.
“Oohh.. Anjing.. Ngecret nih gua!!”
Muncratlah cairan kental tersebut di mulutku yang langsung kujilati dengan rakusnya. Keluarnya tidak sedikit sekali sampai-sampai aku mesti buru-buru menelannya supaya tidak tumpah. Setelah lepas dari mulutku juga aku masih menjilati saldo sperma pada batangnya. memintaku supaya menurunkan frekuensi kocokanku.
“Gak usah buru-buru..” demikian katanya.
“Cepetan, kita pun mau ngerasain memeknya, kebelet nih!” kata Master pada
“Sabar jek.. Uuhh.. Nanggung dikit lagi.. Eemmhh!” jawab dengan terengah-engah.
Genjotan semakin kencang, nafasnya juga semakin mengejar menandakan bahwa dia bakal orgasme. Kami menata tempo genjotan supaya bisa terbit bersama. Login
“Uhh.. Uhh.. Udah inginkan Ci, boleh di dalam gak?” tanyanya.
“Jangan.. gue lagi subur.. Ah.. Aahh!!” desahku bersamaan dengan klimaks yang menerpa.
“Hei, tidak boleh sembarangan buang peju, ntar gua mana dapat jilatin memeknya!” tegur Ovo. menyusul tak hingga semenit lantas dengan meremas kencang payudaraku sampai membuatku merintih, lantas dia menarik keluar penisnya dan menumpahkan isinya ke punggungku. Obat Kuat Alami Herbal
“Ok, next please” Sakong mempersilakan giliran berikut. langsung menyambut tubuhku dan memapahku berdiri. Disandarkannya punggungku pada dinding lift kemudian dia menghirup bibirku dengan lembut seraya tangannya mencari lekuk-lekuk tubuhku, kami ber-french kiss dengan panasnya. Serangan Ovo mulai turun ke payudaraku, tapi hanya dia kulum sebentar, kemudian dia turun lagi sampai berjongkok di depan vaginaku.
Gesper dan resleting rokku dia lucuti sampai rok tersebut merosot jatuh. Dia menatap dan mengendusi vaginaku yang tertutup rambut lebat itu, tangan kanannya mulai mengelusi kemaluanku seraya mengusung paha kiriku ke bahunya. Jari-jarinya mengorek liang vaginaku sampai mengenai klitoris dan G-spotku.
“Sshh.. Di.. Oohh.. Aahh!!” desisku seraya meremas rambutnya saat lidahnya mulai menyentuh bibir vaginaku.
Aku mengigit-gigit bibir merasakan jilatan Ovo pada vaginaku, lidahnya bergerak-gerak laksana ular di dalam vaginaku, daging kecil sensitifku pun tidak luput dari sapuan lidah itu, kadang diselingi dengan hisapan. Hal ini menciptakan tubuhku menggeliat-geliat, mataku terpejam menghayati permainan ini. Tiba-tiba kurasakan suatu gigitan pelan pada puting kiriku, mataku membuka dan mengejar kepala telah menempel di sana sedang mengenyot payudaraku. berdiri di sebelah kananku seraya meremas payudaraku yang satunya.
“Ci, lu gede banget sih, ukuran BH-nya berapa nih?” tanyanya.
“Eenngghh.. Gua 34B.. Mmhh!” jawabku seraya mendesah.
“Udah terdapat pacar lo Ci?” tanyanya lagi.
Aku melulu menggeleng dengan badan kian menggeliat sebab saat tersebut lidah Ovo dengan binal menyentil-nyentil klitorisku. Sensasi ini diperbanyak lagi dengan Master yang menyapukan lidahnya yang tebal ke leher jenjangku dan mengelusi pantatku. Sebelum sempat menjangkau klimaks, Ovo berhenti menjilat vaginaku. Dia mulai berdiri dan mengajak kedua temannya menyingkir dulu.
“Minggir dulu jek.. Gua mo nyoblos nih! Walah.. Nih toked jadi bau jigong lu gini!” omelnya pada yang melulu ditanggapi dengan seringainya yang serupa kuda nyengir.
Paha kiriku diusung hingga pinggang, kemudian dia menempelkan kepala penisnya pada bibir vaginaku dan mendorongnya masuk perlahan-lahan.
“Ooh.. Di.. Aahh.. Ahh!” desahku dengan mendekap erat tubuhnya ketika dia mengerjakan penetrasi.
“Aakkhh.. Yahud banget memek lu Ci.. Seret-seret basah!”
Kemudian Ovo mulai memompa tubuhku, rasanya sungguh susah dilukiskan. Penis kokoh tersebut menyodok-nyodokku dengan brutal hingga tubuhku terlonjak-lonjak, keringat yang mengalir turun di tubuhku mengairi dinding lift di belakangku. Eranganku kadang teredam oleh lumatan bibirnya terhadapku.
Senjatanya keluar-masuk berkali-kali sampai membuat mataku merem-melek menikmati sodokan yang nikmat itu. Aku juga ikut maju mundur merespons serangannya. Saat tersebut kedua temannya melulu menonton seraya memegangi senjata masing-masing, mereka pun menyoraki Ovo yang sedang menggenjotku seolah memberi semangat.
Sementara dia berpacu salah satu kedua pahaku, aku mulai menikmati klimaks yang bakal kembali menerpa. Tubuhku bergetar hebat, pelukanku terhadapnya pun semakin erat. Akhirnya keluarlah desahan panjang dari mulutku bersamaan dengan melelehnya cairan kewanitaanku lebih tidak sedikit daripada sebelumnya. Namun dia masih energik menggenjotku, bahkan meningkat kencang dan bertenaga, nafasnya yang menderu-deru menerpa wajahku.
“Uuhh.. Uuh.. Ci.. Yeeahh.. Hampir!” geramnya di sekitar wajahku.
Tubuhnya berkelojotan diiringi desahan panjang, lantas ditariknya penisnya lepas dari vaginaku dan menyemprotlah isinya di perutku. Dia juga lalu ambruk ke depanku seraya memagut bibirku mesra. Karena Ovo mencungkil pegangannya terhadapku, pelan-pelan tubuhku merosot sampai terduduk laksana tak bertulang, begitu juga dengannya yang bersandar di lift dengan nafas ngos-ngosan.
Aku meminta Sakong mengambilkan tissue dari tasku, aku kemudian menyeka keringat di keningku pun ceceran sperma pada perutku seraya menjilat jari-jariku guna mendapatkan ceceran sperma itu. Hingga sekarang pakaian yang masih tersisa di tubuhku hanya sepatu dan kaos yang sudah tergulung ke atas.
Tenggang masa-masa ke babak berikutnya tidak cukup dari lima menit, Master sesudah meminta ijin dahulu, memegangi kedua pergelangan kakiku dan membentangkannya. Ditatapnya sebentar lubang merah merekah di tengah bulu-bulu hitam itu, kedua temannya pun ikut memandangi wilayah itu.
“Ayo dong.. Pada liatin apa sih, malu ah!” kataku dengan memalingkan muka sebab merasa risi dipelototi unsur ituku, tetapi sesungguhnya aku justeru menikmati menjadi objek seks mereka.
“Hehehe.. Malu apa inginkan nih!” ujar yang berjongkok di sebelahku seraya mencubit putingku.
“Lu udah gak virgin semenjak kapan Ci? Kok memeknya masih OK?” tanya seraya menatap liang tersebut lebih dekat.
“Enam belas, masa-masa SMA dulu” jawabku.
Kami ngobrol-ngobrol sejenak diselingi senda gurau sampai akhirnya aku meminta lagi sebab gairahku telah kembali, ini dipercepat oleh tangan-tangan mereka yang selalu memicu titik-titik sensitifku. Master menarikku tidak banyak ke depan mendekatkan penisnya pada vaginaku lalu menunjukkan benda tersebut pada sasarannya. Uuh.. Vaginaku benar-benar terasa sesak dan sarat dijejali oleh penisnya yang perkasa itu. Cairan vaginaku melicinkan jalan masuk baginya.
“Aa.. aadduhh, pelan-pelan dong!” aku mendesah lirih sewaktu mendorong agak kasar. Sambil menggeram-geram, dia memasukkan penisnya tidak banyak demi sedikit sampai terbenam seluruhnya dalam vaginaku.
“Eengghh.. Ketat abis, memek Cina emang sipp!” ceracaunya.
Dia menggenjot tubuhku dengan liar, semakin tinggi tempo permainannya, semakin aku dibuatnya kesetanan. Sementara sedang asyik bertukar ludah denganku, lidahku saling jilat dengan lidahnya yang ditindik, tanganku menggenggam penisnya dan mengocoknya. Sebuah tangan meraih payudaraku dan meremasnya lembut, ternyata si Ovo yang berlutut di sebelahku.
“Bersihin dong Ci, masih ada saldo tadi!” pintanya dengan menyodorkan penisnya ke mulutku ketika mulut beralih ke leherku.
Serta merta kuraih penis itu, hhmm masih lengket-lengket bekas persenggamaan barusan, kupakai lidahku menyapu batangnya, setelah sejumlah jilatan baru kumasukkan ke mulut, aku dapat menyaksikan ekspresi kesenangan pada wajahnya dampak teknik oralku. Tak lama kemudian, berkelojotan dan bergumam tak jelas, kelihatannya dia bakal klimaks.
Melihat reaksinya kupercepat kocokanku sampai akhirnya cret.. cret.. Spermanya berhamburan mendarat di dekat dada dan perutku, tanganku pun jadi belepotan cairan laksana susu kental itu. Saat tersebut aku masih merasakan sodokan seraya mengulum penis Ovo.
Kemudian Ovo menyuruh berganti posisi, aku dimintanya berposisi doggy, dari belakang pulang menusuk vaginaku dan dari depanku Ovo menjejalkan penisnya ke mulutku. Kulumanku menciptakan Ovo berkelojotan seraya meremas-remas rambutku hingga ikat rambutku terlepas dan terurailah rambutku yang sebahu itu. Penis tersebut bergerak keluar-masuk semakin cepat sebab vaginaku pun sudah basah sekali.
Tidak hingga sepuluh menit lantas muncratlah sperma Ovo mengisi mulutku, sebab saat tersebut genjotan meningkat ganas, hisapanku tidak banyak buyar sampai-sampai cairan tersebut tumpah beberapa meleleh di pinggir bibirku. Setelah Ovo melepas penisnya, aku dapat lebih konsentrasi melayani, aku ikut menggoyang pinggulku sampai-sampai sodokannya lebih dalam.
Bunyi ‘plok-plok-plok’ tersiar dari hentakan Master dengan pantatku. Mulutku terus menerbitkan desahan-desahan nikmat, sampai sejumlah menit lantas tubuhku mengejang hebat yang menandakan orgasmeku. Kepalaku menengadah dan mataku membeliak-beliak, sungguh luar biasa kenikmatan yang diserahkan olehnya.
Kontraksi otot-otot kemaluanku sewaktu orgasme membuatnya merasa nikmat pun karena otot-otot tersebut semakin menghimpit penisnya, urusan ini mengakibatkan goyangannya semakin binal dan mempercepat orgasmenya. Dia mendengus-dengus berkelojotan kemudian tangannya unik rambutku sambil menarik keluar penisnya.
“Aduh-duh, sakit.. Mau ngapain sih?” rintihku.
Dia tarik rambutku sampai aku berlutut dan disuruhnya aku membuka mulut. Di depan wajahku dia kocok penisnya yang langsung menyemburkan lahar putih. Semprotan tersebut membasahi wajahku sekaligus mengisi mulutku.
“Gila, tidak sedikit amat sih, hingga basah gini gua!” kataku seraya menjilati penisnya mengerjakan cleaning service.
Setelah menyelesaikan hasrat, melepaskanku dan mundur terhuyung-huyung hingga bersandar di pintu lift dimana tubuhnya merosot turun sampai terduduk lemas. Dengan sisa-sisa tenaga aku menyeret tubuhku ke tembok lift supaya bisa duduk bersandar. Suasana di dalam lift jadi panas dan pengap sesudah terjadi pergulatan seru barusan.
Aku menata kembali nafasku yang putus-putus seraya menjilati sperma yang masih belepotan di dekat mulut, aku dapat merasakan lendir hangat yang masih mengalir di selangkanganku. Ovo sudah menggunakan kembali celananya namun masih terduduk lemas, dia menerbitkan sebotol aqua dari tas lusuhnya.
Sakong sedang berjongkok seraya menghisap rokok, dia belum menggunakan celananya sampai-sampai batang kemaluannya yang mulai layu tersebut dapat tampak olehku, Master masih ngos-ngosan dan meminta Ovo membagi minumannya. Setelah minum sejumlah teguk, menawarkan botol tersebut padaku yang pun langsung kuraih dan kuminum. Kuteteskan sejumlah tetes air pada tissue guna melap wajahku yang belepotan.
Kami ngobrol-ngobrol enteng dan bertukar nomor HP sambil mencairkan tenaga. Aku mulai memunguti pakaianku yang tercecer. Setelah berpakaian menyeluruh dan mengucir pulang rambutku, kami bersiap-siap pulang. Ovo mengurangi tombol lift dan lift pulang meluncur ke bawah. Lantai dasar telah sepi dan gelap, jam sudah nyaris menunjukkan pukul tujuh.
Lega rasanya dapat menghirup udara segar lagi setelah terbit gedung ini, kami juga berpisah di depan gedung sipil, mereka terbit lewat gerbang samping dan aku ke lokasi parkir. Dalam perjalanan pulang, aku tersenyum-senyum sendiri seraya mendengar buaian musik dari CD-player di mobilku, masih terngiang-ngiang di kepalaku kegilaan yang baru saja terjadi di lift kampus.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,