Susuperas – Ini bermula dari pertemuanku dengan seorang wanita mempunyai nama Cika di suatu mall di Ibukota. Namaku Hendra, pekerjaan sehari-hariku ialah sebagai seorang mahasiswa, kebetulan hari tersebut aku sedang tidak terdapat jadwal kuliah sampai-sampai aku menyimpulkan untuk bersantai seraya minum kopi. Cerita Sex Perjakaku Dikasih Tante
Karena masih siang, mall Heng kukunjungi masih sepi melulu terlihat sejumlah orang saja Heng selesai lalang. Karena tujuanku ialah minum kopi di cafe favoritku, maka aku juga langsung saja melaju ke lokasi tujuanku.
Saat sedang asyik berjalan seraya melihat-lihat barang display, tiba-tiba dari depanku nampak seorang wanita muda Heng menurut keterangan dari taksiranku berusia selama 30 tahunan, namun format badannya paling proporsional, penampilan modisnya Heng dipadukan dengan keelokan wajah sungguh unik perhatian siapa juga Heng melihatnya.
Aku sempat heran, wanita tersebut nampak laksana akan menghampiriku, daripada nanti dikira terlampau over PD maka aku juga stay cool saja. Ternyata perkiraanku tidak salah, perempuan cantik tersebut memang berlangsung ke arahku. Tercium wewangian parfum Heng ia kenakan, sungguh harum dan membuatku gagal konsentrasi untuk sejenak.
“Mas, Pull and Bear sebelah mana ya?
Walaupun sempat kaget sebab disapa ketika sedang asyik merasakan parfumnya, aku berjuang tenang dan tidak menunjukkan ekspresi kagetku.
“Ada di lantai 3, Tante..” sebab toko Heng ditanya adalahfavoritku setiap melakukan pembelian barang baju, maka aku tahu sekali letaknya. Kebetulan saat tersebut posisi kami sedang di lantai 1.
“Bisa mohon tolong anterin ga, Mas..? Kebetulan aku lagi buru-buru, daripada nyari-nyari lagi..”
“Hmmm.. Oke, Tan. Saya tunjukkan jalannya.” Obat Kuat Alami Herbal
Setelah pembicaraan tersebut kami juga langsung beranjak dan mengarah ke toko Heng dimaksud. Dalam perjalanan itulah kami mengobrol panjang lebar, sampai-sampai kami juga saling kenal. Namanya Cika, dan mukim aslinya dari Surabaya layak saja ia tidak memahami letak toko itu.
Cerita Sex Perjakaku Dikasih Tante – Begitu mendarat di sana, aku juga berniat guna pergi dan melanjutkan tujuanku. Namun aku disangga dan dimintanya guna menemani berbelanja, kebetulan memang ia hendak membeli pakaian guna laki-laki, jadi dia meminta pendapatku.
Sekitar 20 menit kami di dalam toko tersebut dari memilih pakaian sampai membayar di kasir. Setelah tersebut ia mengajakku guna menemaninya santap siang, aku juga menurut keterangan dari saja sebab tidak enak pun meninggalkan perempuan cantik sendirian sebab ia tidak terlalu tak asing dengan mall ini.
Di cafe tersebut lah aku mengenalnya lebih jauh lagi, dulunya dia adalahseorang model majalah dan menyimpulkan untuk berhenti dari dunia tersebut sesudah menikah dengan seorang pengusaha.
Setelah selesai santap dan mengobrol di cafe, Cika mengajakku guna main ke rumahnya. Aku juga menurut keterangan dari saja, sebab toh aku juga tidak ada kegiatan apa juga hari ini. Mobil Heng dikendarai ialah sebuah mobil sport mewah Heng melulu menyediakan 1 kursi penumpang saja, alias 2 pintu.
Karena hari tersebut aku sedang malas, kebetulan aku ke mall tadi menggunakan taksi online jadi aku ikut naik mobil Cika saat mengarah ke rumahnya.
Rumahnya ternyata paling megah, bergaya minimalis. Sebelum hingga di rumahnya, tadi Cika telah berpesan kepadaku andai ada Heng bertanya, aku diajak mengaku sebagai saudara suaminya.
Setelah mengenalkan diriku untuk pembantunya, ia meminta pembantunya tersebut untuk memasak bakal malam guna kami.
“Silahkan Hendra duduk dulu, sebentar ya aku ganti baju.” katanya sembari meninggalkanku.
![Cerita Dewasa Perjakaku Dikasih Tante Girang](http://139.99.33.214/wp-content/uploads/2019/11/26384795647_ce73d277cc_b.jpg)
Cerita Dewasa Perjakaku Dikasih Tante Girang
“Tan, kamar kecilnya dimana ya?” tanyaku sebelum Cika pergi.
“Sini, tante tunjukin.” katanya seraya menggandeng tanganku.
“Itu kamar mandinya,” Ia berbicara sambil menunjuk ke arah kamar mandi Heng dimaksud.
Aku juga langsung mengarah ke ke arah Heng dimaksud, ketika berkeinginan menutup pintu tiba-tiba Cika menyangga dari arah luar dan menggodaku.
“Jangan lama-lama lho..”
Saat sedang buang air kecil, aku simaklah barang-barang Heng terdapat di dalam kamar mandi itu. Tanpa sengaja aku menyaksikan sebuah benda panjang berwarna pink di belakang botol shampoo. Ketika kuperhatikan lagi, ternyata tersebut sebuah dildo.
Tiba-tiba Cika masuk ke kamar mandi, kebetulan pintunya memang tidak aku kunci. Sudah kaget sebab melihat dildo di kamar mandi tersebut kali ini diperbanyak lagi dikagetkan oleh pelukan Cika dari belakang tubuhku.
Tangan kananku Heng sedang memegang dildo tersebut dipegang olehnya seraya tangan kanannya meraih kemaluanku.
“Itu mainan aku, Hen pas lagi kepengen.” Bisiknya di belakang telingaku.
Aku diam sejenak, jantungku berdebar-debar.
“Itu masih kalah enak sama Heng asli, Hen.” desahnya manja.
Tanpa permisi ia langsung menjilat unsur belakang telingaku, memunculkan rasa geli Heng teramat sangat. Sambil terus menciumi aku dari belakang ia mulai membuka celanaku.
“Jangan, Tan..”
“Kenapa, Hen? Ga suka ya?” TanHenya seraya menjilat leher dan telingaku.
“Hendra masih perjaka, Tan..”
“Tidak apa-apa, Hen. Nanti tante ajarin. Mau kan..? Ikut Tante ke kamar aja biar lebih tenang..”
Aku dibimbing olehnya terbit kamar mandi begitu masuk kamar dan telah berada di sekitar ranjangnya. Ia menoleh ke arahku dan menciumku. Mulutnya mengkulum bibirku dengan binal dan lidahnya pun bermain-main di dalam mulutku.
Tangannya masih berjuang membuka celanaku. Aku pasrah saja sambil memeluk badannya. Setelah celanaku sukses dilepas, ciuman Cika berpindah ke leher dan terus turun ke dada, perut sampai akhirnya kepala Cika berada tepat di depan kemaluanku.
“Enak, Tan rasanya.” kataku seraya mendesah.
“Berdiri terus ya, Hen..” perintahnya seraya tersenyum badung kepadaku.
Aku juga menuruti permintaannya.
“Penis anda enak banget, Hen..”
Dia langsung melahap kemaluanku dan mengocok-ngocok memakai mulutnya.
“Aaah..” desahku Heng sedang keenakan.”
Gerakannya tak melulu maju mundur, terkadang penisku ditunjukkan ke kiri kanan ketika berada dalam mulutnya.
“Aaaahhh, pelan-pelan mbak..” pintaku ketika hisapannya semakin cepat.
Dia tidak memperdulikan ucapanku dan meneruskan kegiatannya. Hisap, lepas, hisap, lepas, terus menerus sampai ia kesudahannya merasa pegal.
“Penis anda enak banget Hen.” katanya seraya mengelap bibirnya Heng sarat lendir.
Sorot matanya sarat nafsu, mengindikasikan bahwa dirinya saat tersebut sedang bernafsu.
“Udah lama banget Cika ga ketemu beginian, Hen..”
Ia pulang menjilati penisku diiringi dengan permainan lidahnya ya dahsyat, sambil berjuang membuka kaosku, jilatannya menjalar sampai ke perutku. Aku juga tidak inginkan diam saja, aku pun membuka bajunya. Menyembul lah kedua payudaranya, kebetulan saat tersebut ia tidak mengenakan bra.
“Diliatin aja, Hen..?” desahnya sambil menunjukkan kepalaku ke payudaranya.
Kali ini tanpa menantikan perintah selanjutnya, segera kusambar payudara tersebut dengan mulutku seraya tanganku meremas-remas payudara Hen satunya lagi.
Cika keasyikan sampai duduk di ranjang, lantas ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang tanpa kulepas sama sekali mulut dan tanganku dari payudaranya.
”Terus Hen. Di situ enaaak.. Aaaaahhh..” Desahnya.
Ciumanku kupindahkan ke wilayah lehernya Heng sejak tadi terpampang jelas sebab Cika terus mendongak dampak permainan jariku.
“Hen, Tante uda ga tahan.. Aaah..”
Ia membalik posisi kami, sekarang giliran diriku Heng rebahan di atas ranjang. Setelah aku dalam posisi terlentang, ia mengangkangi tubuhku dan menunjukkan kemaluannya ke wajahku, dan mulai membuka celana dalamnya.
Begitu terbuka, terhirup jelas wewangian daerah kemaluannya tersebut Heng membuatku semakin terangsang. Nampak vaginanya berlendir ketika itu.
“Bau nya enak sekali Tante..”
“Kalau suka tidak boleh cuma disaksikan donk, jilatin nih..” ia berbicara sambil menurunkan pinggul dan menunjukkan vaginanya ke mulutku.
Tentu saja aku langsung mengemban tugas Heng diserahkan kali ini dengan sigap. Kujilati bibir vaginanya seraya sesekali lidahku menyelinap masuk dari sela-sela bibir vaginanya itu.
“Terus jilat Hen, tersebut disitu.. aaaaahhh..aaahh.. jilatin Hen… ooohh..” desahnya seraya memegang kepalaku dan menggoHengkan pinggulnya maju mundur seraya terkadang mengerjakan gerakan berputar-putar.
Tak lama lantas Cika merubah posisi kami, ia berbalik guna rebahan aku pun mengekor gerakannya seraya terus menjilati kemaluannya, sekarang posisiku telungkup di depan vaginanya.
Tanganku mendekap ke dua pahanya Heng mengangkang dan terus kujilati vaginanya dengan ganas, naik turun kiri kanan terus kusapu kemaluannya dengan lidahku. Cika terus menggelinjang dan menyentak-nyentakkan badannya masing-masing kali klitorisnya kujilati.
Kupeluk erat ke dua pahanya itu supaya mulutku tak terlepas dari vaginanya, setelah sejumlah saat kuhisap dan kujilat klitorisnya Cika merintih dan mendesah hebat, pahanya dirapatkan sampai kepalaku terjepit oleh ke dua pahanya.
“Aaaahh.. Ooooohh.. Aaaaahh.. Tante inginkan keluaaaar.. Aaaaahh….” desahnya.
Akhirnya Cika merasakan orgasme, terasa cairan hangat terbit dari vaginanya mengairi mulutku. Sementara tubuhnya menyentak dan menggeliat hebat. Bagi sesaat kubiarkan dirinya merasakan klimaksnya.
Setelah selesai merasakan orgasme, Cika bangun dan mengolah posisiku menjadi posisi duduk. Tanpa diberi aba-aba, ia langsung duduk menghadapku di atas pahaku. Ia mengusung kepalaku Heng berada tepat di depan payudaranya, seraya memegang pipiku ia mulai menciumi bibirku Heng masih basah dengan cairan kewanitaan.
Kami berciuman dengan liar, Cika juga menggerakkan pinggulnya maju mundur sampai-sampai vaginanya bergesekan dengan penisku. Sedang enak-enaknya berciuman, tangan Shella meraih penisku dan mengarahkannya ke vagina Cika. Perlahan tapi tentu penisku mulai melesak masuk ke dalam vaginanya.
Setelah dirasa telah masuk, Cika mulai bergerak naik turun penisku terbit masuk dari vaginanya. Benar-benar kesenangan Heng mustahil kugambarkan dengan ucapan-ucapan untuk diterangkan lagi. Sementara tersebut di depan mataku terlihat payudara montoknya bergerak naik turun mengekor irama goHengannya.
“Ooohh.. ooohhh.. Penis anda enak sekali Hen.. aaaahhhh….”
Aku tidak memberi respon apapun terhadap racauannya itu, sebab aku sedang sibuk merasakan payudaranya. Kujilati putingnya dengan sarat nafsu.
“Terus Hen, tidak boleh berhenti.. Aaaaaahhh.. Aaaahhh… Nikmatnya Hen.. Ooohhh…”
Terkadang aku menyentakkan pinggulku ke atas mengimbangi gerakan tubuhnya Heng naik turun. Cika benar-benar merasakan setiap hentakan Heng kulakukan. Cika semakin liar, tubuhku tiba-tiba di dorong olehnya sampai rebahan. Aku pasrah tak berdaya laksana orang Heng tengah diperkosa.
Begitu aku rebahan, Cika melanjutkan goHengannya, tetapi kali ini kian ganas. Maju mundur, naik turun dan terus menerus tanpa henti. Tanganku diraih dan ditaruh di payudaranya, kuremas-remas payudaranya. Terkadang Cika tampak mendongakkan kepala ke atas seraya bergoHeng maju mundur.
“Aaaahhhh…. AHhhhhh.. ooooohh.. Aaaahhhh..” desahnya kian tidak karuan.
15 menit lamanya aku digempur laksana itu, aku merasa akan menjangkau klimaks. Vagina Cika pun terasa berkedut-kedut memijat penisku, urusan itu menandakan dirinya telah dekat dengan klimaks. Vaginanya terasa semakin basah, tersiar dari suara kecipak Heng didapatkan dalam masing-masing goHengan Cika.
“Aaahhh.. Tantee.. Hendra inginkan keluuaaarrr… Aaahhh”
“Tante juga, Hen… Aaaaahhh.. barengan yaaaa… ooohhhh…”
Tangannya mendekap erat tubuhku.
“Aaaaaahhhhh… Aaaaaaaaaahhhhh..” Desahnya panjang.
“Tanteee keluaaar Hen…. Ooooohhh….”
Dia merintih sambil menghentak dengan liar. Penisku benar-benar terasa diperah oleh vaginanya Heng menegang. Tak lama berselang, penisku terasa dialiri oleh cairan vaginanya Heng keluar.
“Tan,,Hendra pun mau keluaaaar… Aaaahhhh..”
“Keluarin di dalam aja Hen…”
Crooottt.. crooot.. crooot..
Akhirnya spermaku menyembur di dalam vaginanya. Kini cairan kewanitaannya bercampur dengan spermaku, sungguh menghasilkan kehangatan guna penisku dan vaginanya.
Untuk sejumlah saat kami berdua tak menerbitkan sepatah kata juga dan melulu terdengar suara nafas kami Heng tak karuan iramanya. Kami sama-sama merasakan orgasme. Cika lemas sampai akhirnya rebahan disamping diriku, nampak spermaku mengalir terbit ke pahanya, namun urusan tersebut tidak lagi dihiraukan oleh Cika.
Melihat dirinya Heng lemas, aku mengambilkan bantal dan menempatkan di bawah kepalanya. Setelah tersebut kucium keningnya dan bibirnya kuberi kecupan mesra. Ia melulu tersenyum menyaksikan perlakuanku kepadanya. Akhinya kami berdua tertidur, sebab lelah dengan peperangan kami barusan.
cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,